Friday, April 13, 2007

Kelompok Studi Anak Kampung

Mengapa saya pilih nama Anak Kampung? Ini memang sekedar usulan saya, bisa jadi nanti berbeda tergantung suara temen2 yang lain. Anak kampung melambangkan nama yang sederhana, agar orang tidak terlalu terperangah dan terpengaruh dengan nama. Apalah arti sebuah nama, nama tidak penting. Dan nama baru boleh penting setelah nama itu berarti bagi orang lain. Oleh karena itu jangan dikenal nama ini, biarlah kami mengenalkannya lewat perbuatan, lewat karya yang akan kami persembahkan.

Visi misi program KSAK kira-kira seperti ini.

Visi
  • Menciptakan budaya belajar dan berkarya di kalangan anggotanya
  • Melatih motivasi enterprenurship dalam jiwa anggotanya
  • Melatih tumbuhnya sikap mengedepankan dedikasi dan integritas dalam setiap ucapan, perbuatan dan pekerjaan
  • Mengembangkan sikap memberikan yang terbaik bagi lingkungan sekitarnya

Misi
  • Terciptanya jiwa enterpreneurship di kalangan anggotanya
  • Terbentuknya jiwa-jiwa yang kritis dan peduli, yang mampu membaca kebutuhan masyarakat sekitarnya dan sekaligus memberikan alternatif solusinya
  • Terbentuknya pribadi yang memiliki dedikasi dan integritas yang tinggi dalam mengambil sikap dan pekerjaan
  • Terbentuknya jati diri yang positif, yang senantiasa memikirkan nasib lingkungan sekitar


Target Kegiatan dan Program
  • Belajar merancang sistem dari kebutuhan lingkungan sekitar baik dalam bidang bisnis, pendidikan maupun keummatan (masyarakat). Khsusunya bidang IT.
  • Berlatih mengkritisi terhadap segala sesuatu yang kurang atau belum ideal, kemudian memberikan analisis solusi yang terbaik
  • Berlatih untuk menuliskan segala sesuatu yang telah dihasilkan dalam setiap ilmu yang diperoleh agar bisa dimengerti/dipahami oleh orang lain
  • Berlatih untuk memberikan ilmu kepada orang lain secara ikhlas
  • Berlatih untuk menciptakan segala sesuatu dengan desain dan fitur terbaik untuk mencapai hasil yang maksimal dengan tetap mengukur kemampuan.
  • Berlatih untuk istiqomah dalam mencapai tujuan

  • Berlatih membuat proposal ( bisnis, ilmiah atau kegiatan) agar bisa berpartisipasi dalam program-program yang ada di kampus atau lembaga lainnya
  • Menciptakan karya tulis atau karya ilmiah baik yang diikutsertakan dalam event atau dituangkan dalam tulisan

Labels: , , , ,

"Mroyek" diantara kehidupan dosen dan mahasiswa

Beberapa minggu terakhir ini saya merenung, memikirkan perkembangan adik-adik mahasiswa terutama di kampus TC. Terutama tentang lingkungan kampus yang saya lihat saat ini tidak bagus. Sebenarnya sejak lama pikiran ini menggelayut di otak, tapi tidak menemukan jalan keluar. Ya buntu begitu saja.

Ya, itulah. Saat ini -- karena permintaan pasar juga -- rasanya dunia kampus telah menjadi dunia profit. Jika di tingkat atas kampus telah menjadi badan usaha, di tingkat menengah, para dosen sibuk mengejar proyek diluar (kadang juga ambil) jam kerja, pun demikian juga dengan mahasiswanya.

Tapi ada juga mahasiswa ideal yang vokal, sampai-sampai ada diskusi terbuka "Dosen mroyek, pantaskah?". Ya, biasa kalo mahasiswa bilang begitu, masak akan bilang "Mahasiswa mroyek, pantaskah?". Siapa sih yang mau mengkritik dirinya sendiri?

Ophoria Enterpreneurship

Sebenarnya menurut saya pribadi, mungkin kebanyakan yang ikut-ikutan seperti ini adalah karena terpengaruh ophoria enterpreneur. Ya, sebisa mungkin kita harus jadi kaya apakah itu jadi karyawan, dosen atau profesi non wiraswasta. Seperti tulisannya bung Safir Senduk.

Tapi akibatnya, orang kehilangan jati dirinya sebagai pendidik, sebagai pelajar, atau sebagai pemimpin. Semua berkeinginan 'sukses' dalam arti sempit (baca: kaya raya). Pun mungkin termasuk mahasiswanya, di awal-awal kuliah juga sudah berniat jadi orang sukses (kaya). Akhirnya kalau ada kesempatan ya ikut mroyek juga. Siapa sih yang tak butuh duit? Saya sendiri pun mungkin kalo dulu punya kesempatan juga ikut-ikutan. Untungya dulu gak kebagian proyek...

Nah, sekarang ini kayaknya lumayan parah. Sampai-sampai tidak terasa adanya hawa kampus yang mengedepankan ilmiah, studi atau keilmuan. Pas saya datang ke kampus mau ketemu rekan-rekan mahasiwa untuk membahas rencana kelompok studi, eh, dianggap mroyek juga :D

Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, maka 4-10 tahun lagi tidak akan muncul generasi atau tenaga ahli. Jangankan 4 tahun lagi, sekarang saja banyak tenaga ahli yang hanya memikirkan bisnis. Semua diukur dari bisnis (profit). Ya, akhirnya kualitas dam produktivitas menjadi menurun... Kampus tidak lagi bisa menciptakan tenaga ahli yang betul-betul profesional dan membanggakan di bidangnya. Tidak ada atau sedikit saja suara-suara hasil karya mahasiswa yang mengharumkan nama jurusan atau kampus.

Kelompok Studi

Kembali kepada laptop, akhirnya saya dan beberapa temen mahasiswa mau merencanakan kelompok studi. Saya sendiri tidak perduli profesi saya apa di kampus, yang penting, dalam kondisi saat ini saya bisa dan akan saya lakukan.

Ya tidak muluk-muluk sih, saya ingin beberapa yang masih memiliki idealisme bidang prestasi akademik saya kumpulkan. Dan mudah-mudahan, ada temen lagi yang mau tertarik untuk bergabung. Setelah itu, kita mencoba saling melatih diri masing-masing untuk tidak sekedar ikut-ikutan dalam arus mroyek-mroyekan. Harus kembali mengenali jati diri mereka sebagai pelajar dan yang seharusnya belajar. Yang kemudian diharapkan tenaga dan fikiran mereka bisa bermanfaat dalam membantu bangsa ini di kemudian hari.

Semoga Allah meridloi sedikit langkah ini. Amiin.

Draft akan saya susun dan tulis di artikela lainnya.

Surabaya, 14 April 2007 01:28 WIB
Seger Hasani

Labels: , , , , ,

Sunday, April 01, 2007

Alternatif Teknologi Early Warning utk Kereta Api

Kecelakaan KA belakangan ini terasa sangat memprihatinkan. Khususnya yang disebabkan oleh faktor manusia (human error). Dan yang baru-baru ini terjadi juga di perlintasan KA Jl Margorejo, hanya disebabkan karena faktor kelalaian penjaga perlintasan.

Walaupun Indonesia bukan negara kaya yang bisa mengimplementasikan / membeli teknologi canggih untuk membuat sistem peringatan dini (early warning) terhadap bahaya kecelakaan. Mestinya kita pun juga jangan terlalu manual (hanya memakai faktor manusia). Karena sebenarnya masih banyak putra bangsa yang mampu membangun sendiri teknologi keamanan tersebut.

Memanfaatkan GPS

Salah satu teknologi yang bisa dipakai adalah GPS (Global Positioning System). GPS adalah sebuah alat yang bisa mendeteksi lokasi sebuah benda di permukaan bumi dengan bantuan satelit.

Kini banyak GPS yang telah terintegrasi dengan alat transmisi data baik berbasis GPRS, GSM maupun radio paket. Sehingga data lokasi GPS tersebut bisa dikirim ke server secara realtime. Dengan mengintegrasikannya dengan GIS (Geographics Information System) kita akan bisa memonitor selalu pergerakan sebuah benda (seperti kereta api) secara real time dari pusat data. Dari pusat data ini, data bisa diakses atau pun bisa dikirim ke mana saja yang diperlukan.

Sederhananya, kita akan bisa mengetahui jarak dan kecepatan antar kereta yang ada di sepanjang rute kereta api. Dengan perhitungan matematis, kita juga bisa memprediksikan apakah gerakan kereta (yang terpasang GPS) tersebut rawan menyebabkan terjadinya sebuah tabrakan atau dalam kondisi normal. Misalnya, ada dua kereta yang menggunakan satu jalur yang sama.

Kedua, jika di tiap perlintasan KA kita pasangkan monitor untuk melihat kedatangan kereta (tanpa tergantung dengan penjaga perlintasan), tentau pemakai jalan tidak perlu menunggu apakah sirine sudah berbunyi, pintu perlintasan tertutup atau lampu merah yang menyala. Mereka bisa melihat sendiri kedatangan kereta via monitor (besar) yang dipasang di pinggir perlintasan. Gambar yang dihasilkan ini animasi adalah hasil pengolahan data GPS yang diambil dari server pusat.

Idealnya, tiap jarak dan kecepatan tertentu kereta mendekati pintu perlintasan tersebut maka sirine akan berbunyi, dan kontrol akan menutup secara otomatis. Namun jika hal ini dirasa terlalu canggih, mungkin adanya monitor ini sudah akan sangat membantu (selain juga sangat menarik) bagi pengguna jalan. Terutama pada jalur-jalur yang padat lalu lintas. Minimal juga membantu penyadarkan penjaga atau orang-orang disekitarnya untuk segera menutup pintu perlintasan.

Bagi kalangan peminat GPS teknologi seperti ini tentu bukan hal baru. Kita bisa belajar seputar masalah ini di milis id-gps@yahoogroups.com. Untuk subscribe kita bisa kirim email kosong ke id-gps-subscribe@yahoogroups.com. Kita tinggal menunggu pihak PT KAI apakah sudah ada pertimbangan untuk menuju kesana atau belum.

Seger Hasani

Labels: , , ,